MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
· Macam-macam definisi manusia
Manusia dialam dunia ini memegang peranan unik, dan dapat dipandang
dari banyak segi. Dalam ilmu eksata, manusia dipandang sebagai kumpulan dara
partike-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki
manusia (ilmu kimia)
Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling tekai
satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu Fisika)
Manusia merupakan mahkluk biologis yan tergolong dalam golongan mahkluk
mamalia (biologi)
Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahkluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo
economikus (ilmu Ekonomi)
Manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi)
Mahkluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik)
Mahkluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan
lain sebagainya
(sumber: E-Book Gunadarma)
opini: Manusia adalah salah satu mahkluk hidup ciptaan tuhan yang mempunyai akal pikiran yang dapat digunakan untuk mempertahankan hidupnya. dan derajat manusia adalah yang paling mulia di mata tuhan. an manusia mepunyai pertanggung jawaban di akhirat sesuai dengan amal perbuatan saat manusia hidup. beda dengan hewan yang dia hidup hanya untuk sekarang, dia tidak akan dimintai pertanggungjawaban seteah mati
opini: Manusia adalah salah satu mahkluk hidup ciptaan tuhan yang mempunyai akal pikiran yang dapat digunakan untuk mempertahankan hidupnya. dan derajat manusia adalah yang paling mulia di mata tuhan. an manusia mepunyai pertanggung jawaban di akhirat sesuai dengan amal perbuatan saat manusia hidup. beda dengan hewan yang dia hidup hanya untuk sekarang, dia tidak akan dimintai pertanggungjawaban seteah mati
FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA
Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36,
maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran allah dan sekaligus
pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.
Untuk menjadi pelaku ajaran Allah,
apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai
dari diridan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang
khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah :
1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)
belajar
yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah
yaitu Al Qur’an.
2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)
ilmu
yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja,
tetapi juga ilmu Allah.
3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )
Ilmu
yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan
dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang
telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Manusia
terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan.
Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya
dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak
yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi
manusia yang amat terbatas pikirannya.
Kuasa
memberi juga kuasa mengambil Betapa piciknya kalau kita hanya tertawa senang
sewaktu diberi. Sebaliknya menangis duka dan penasaran Sewaktu Tuhan mengambil
sesuatu dari kita. Yang terpenting adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi
sepak terjang hidup kita dengan kebenaran Kejujuran dan keadilanCukuplah Yang
lain tidak penting lagi.
Suka
duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh nafsu iba diri Dan
mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka manusia manusia adalah
pemain sandiwaranya Yang berperan diatas panggung kehidupan Sutradara yang
menentukan permainannya Dan ingatlah bukan perannya yang penting Melainkan cara
manusia yang memainkan perannya itu.
Walaupun
seseorang diberi peran sebagai seorang raja besar, Kalau tidak pandai dan baik
permainannya ia akan tercela. Sebaliknya biarpun sang sutradara memberi peran
kecil tak berarti Peran sebagai seorang pelayan atau rakyat jelata Kalau
pemegang peran itu memainkannya dengan sangat baik Tentu ia akan sangat terpuji
dimata Tuhan juga dimata manusia.
Apalah
artinya seorang pembesar Yang dimuliakan rakyat Bila ia lalim rakus dan
melakukan hal hal yang hina. Maka ia akan hanya direndahkan dimata manusia Dan
juga dimata Tuhan. Sebaliknya betapa mengagumkan hati manusia Yang menyenangkan
Tuhan Bila seorang biasa yang bodoh miskin Dan dianggap rendah namun mempunyai
sepak terjang Dalam hidup ini penuh dengan kebajikan Yang melandaskan
kelakuannya pada jalan kebenaran. Maka mereka itulah yang paling mulia dimata
Tuhan.
opini : peranan manusia di bumi adalah memelihara alam dengan sebaik-baiknya, berlomba lomba melakukan kebaikan, dan menyembah tuhanya dengan ikhlas dan tulus
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI
KHALIFAH ALLAH
Manusia
diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka
bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka
bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah
berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat
kreatif, yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka
bumi untuk kepentingan hidupnya.
Sebagai
khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan,
sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia
sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang
dimilikitidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan
manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang
baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam
kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan
yang diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta
mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta
pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di hadapan yang
diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) yang artinya
adalah :
Dia-lah
yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir,
maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah
kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak
lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.
Kedudukan
manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah, bukanlah
dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak
terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang
menciptakannya.
Dua
sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian
rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu
yang menyebabkan derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah,
seperti fiman-Nya dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya
sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Opini : Manusia
adalah mahluk Allah yang paling mulia,di dalam Al-qur’an banyak sekali
ayat-ayat Allah yang memulyakan manusia dibandingkan dengan mahluk yang
lainnya.Dan dengan adanya ciri-ciri dan sifat-sifat utama yang diberikan oleh
Allah SWT kepada manusia menjadikannya makhluk yang terpilih diantara lainnya
memegang gelar sebagai khalifah di muka bumi untuk dapat
meneruskan,melestarikan,dan memanfaatkan segala apa yang telah Allah ciptakan
di alam ini dengan sebaik-baiknya.
Tugas utama manusia adalah beribadah kepada Allah SWT.Semua ibadah yang kita lakukan dengan bentuk beraneka ragam itu akan kembali kepada kita dan bukan untuk siapa-siapa.Patuh kepada Allah SWT,menjadi khalifah,melaksanakan ibadah,dan hal-hal lainnya dari hal besar sampai hal kecil yang termasuk ibadah adalah bukan sesuatu yang ringan yang bisa dikerjakan dengan cara bermain-main terlebih apabila seseorang sampai mengingkarinya.Perlu usaha yang keras,dan semangat yang kuat ketika keimanan dalam hati melemah,dan pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia
Tugas utama manusia adalah beribadah kepada Allah SWT.Semua ibadah yang kita lakukan dengan bentuk beraneka ragam itu akan kembali kepada kita dan bukan untuk siapa-siapa.Patuh kepada Allah SWT,menjadi khalifah,melaksanakan ibadah,dan hal-hal lainnya dari hal besar sampai hal kecil yang termasuk ibadah adalah bukan sesuatu yang ringan yang bisa dikerjakan dengan cara bermain-main terlebih apabila seseorang sampai mengingkarinya.Perlu usaha yang keras,dan semangat yang kuat ketika keimanan dalam hati melemah,dan pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia
·
Orientasi nilai budaya
Secara Universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,
yaitu:
1. Hakekat Hidup Manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern; ada yang
berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan
tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”
2. Hakekat Karya Manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang
beranggapan bahwa karya bertujuan untuk
hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup
untu menambah karya lagi.
3. Hakekat Waktu Manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan
mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini,
atau masa yang akan datang.
4.
Hakekat Alam Manusia (MA)
Ada
kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan
alam semaksimal mungkin ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus
harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5.
Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam
hal ini ada yang mementingkan hbungan manusa dengan maunusia, baik secara
horisontal (sesamanya) mauoun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh).
Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri).
(Sumber:
E-BOOK Gunadarma)
·
Hakikat Manusia
Pengertian
hakikat manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi
dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa
manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti :
Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia
diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah.
Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan
secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat
membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang
sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi
biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari
sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat
yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para
manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang
sempurna dan paling mulia.
Walaupun
manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya,
tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat
besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan
pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini
untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. {Allah telah
menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi semuanya.}(Q. S.
Al-Jatsiyah: 13). {Allah telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang
terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan siang.}(Q.
S. Ibrahim: 33). {Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat
berlayar di lautan atas kehendak-Nya.}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya
yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat
akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan
bagi manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan
mereka, dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam
Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia
dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat
membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala
yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada
pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.
Dengan
demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa
yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia
berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak,
menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang
lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan
cinta,
rasa
kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman,
menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka,
merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang
melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah menciptakan dorongan dalam diri
manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan memenuhi kebutuhannya sebagai
akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam dirinya. Oleh karena
itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai dengan
kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya
saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata
cara untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk
memuaskan kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya
berdasarkan naluri yang telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia
melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah Allah karuniakan
kepadanya.
Dewasa
ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah.
Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan
ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara
spermatozoa dengan ovum.
Didalam
Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci, akan
tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang
diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita
kaitkan dengan konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan
berupa akal dan pikiran yang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup
yang lainnya. Manusia sebagai mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah
mampu menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat diciptakannya yakni sebagai
penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini disebut dengan khalifah. Status
manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat All-Baqarah ayat 30. Kata
khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang
berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau
penerus ajaran Allah.
Namun
kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang
biasanya dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad
saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa
Muawiyah-‘Abbasiah. Akan tetapi fungsi dari khalifah itu sendiri sesuai
dengan yang telah diuraikan diatas sangatlah luas, yakni selain sebagai
pemimpin manusia juga berfungsi sebagai penerus ajaran agama yang telah
dilakukan oleh para pendahulunya,selain itu khalifah juga merupakan pemelihara
ataupun penjaga bumi ini dari kerusakan.
No comments:
Post a Comment