Tuesday, October 9, 2012

tawuran



Orang tua almarhum Alawy Yusianto Ibu Endang Puji (tengah) menyaksikan prosesi pemakaman anaknya Alawy Yusianto di pemakaman Poncol, Pudurenan, Tangerang, Banten, Selasa (25/9). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Alawy Yusianto Putra, 15 tahun, pelajar kelas X SMA 6 Jakarta yang jadi korban tawuran dengan SMA 70 meninggalkan duka yang mendalam. Putra pasangan Tauri-Hesti ini dikebumikan pada Selasa, 25 September 2012 di Pemakaman Umum Poncol, Ciledug, Kota Tangerang. (Baca: Tangis di Pemakaman Alawy, Korban Tawuran SMA 6)
Wali kelas X, Besti Dwihari, mengatakan Alawy jago dalam pelajaran fisika. Bahkan, sebelum ajal menjemputnya, ia meraih angka tertinggi dalam ulangan fisika di sekolah. "Dia mendapat nilai 100," kata Besti dengan mata berkaca-kaca di rumah duka.
Besti melanjutkan ceritanya. Ia mengenal muridnya itu sebagai anak yang gemar bercanda. Berkat kehadiran Alawy, suasana kelas pelajaran fisika yang dianggap "momok" itu menjadi lebih cair.
Dina, kawannya mengenal Alawy sebagai remaja yang suka ngeband di sekolahnya. Selain itu, Alawy juga anak yang ceria. "Ya, kehilangan banget," katanya.
Kepala SMA 6, Kadarwati, yang hadir di antara pelayat juga mengakui sangat kehilangan anak yang berprestasi tersebut.
Tawuran antara siswa pelajar SMA 6 dan SMA 70 pecah di Bunderan Bulungan, Jakarta Selatan pada pukul 12.20 pada Senin, 24 September 2012. Korban tewas satu orang, yaitu Alawy, siswa kelas X SMA 6, yang tinggal di Larangan, Ciledug Indah. Dia mendapat luka tusuk di bagian dada. Alawy sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring, Jakarta Selatan, tapi meninggal tak lama sesampainya di sana.
Polisi menemukan sebuah celurit di lokasi yang diduga sebagai alat untuk menewaskan korban. Aparat kepolisian masih mengulik data dari sekolah untuk mengungkapkan kasus ini.
Sumber : www.tempo.com
            Tawuran kerap kali terjadi akhir-akhir ini. Tawuranpun terjadi tidak hanya dikalangan pelajar dan mahasiswa saja, bahkan terkadang masyarakat umum pun sering terjadi bentrok. Terkadang tawuran terjadi bukan karena hanya ada masalah-masalah yang besar saja, namun terkadang karena kekurangannya tempat untuk mengekspresikan diri. Adapun masalah yang terjadi terkadang hanya karena masalah pacar maupun saingan. Sikap anarkis yang terdapat dalam diri pelajar tersebut teradang dapat timbul dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya tawuran seperti :
1.      Diadakan siraman rohani agar para siswa sadar akan TUHAN-nya
2.      Diadakan seminar dan penyuluhan bahaya tawuran
3.      Diadakan pemeriksaan terhadap murid-murid agar tidak membawa barang berbahaya
4.      Memberi motivasi terhadap pelajar yang melakukan kegiatan positif
5.      Orang tua harus diikut sertakan dalam membimbing anak-anaknya agar  dapat terkontrol dan terorganisir
6.      Dilarang menontong film yang mengandung kekerasan

No comments:

Post a Comment