Orang tua almarhum Alawy Yusianto Ibu Endang Puji
(tengah) menyaksikan prosesi pemakaman anaknya Alawy Yusianto di pemakaman
Poncol, Pudurenan, Tangerang, Banten, Selasa (25/9). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Alawy Yusianto Putra,
15 tahun, pelajar kelas X SMA 6 Jakarta yang jadi korban tawuran dengan SMA 70
meninggalkan duka yang mendalam. Putra pasangan Tauri-Hesti ini dikebumikan
pada Selasa, 25 September 2012 di Pemakaman Umum Poncol, Ciledug, Kota
Tangerang. (Baca: Tangis di Pemakaman Alawy, Korban Tawuran SMA 6)
Wali kelas X, Besti Dwihari, mengatakan Alawy jago
dalam pelajaran fisika. Bahkan, sebelum ajal menjemputnya, ia meraih angka
tertinggi dalam ulangan fisika di sekolah. "Dia mendapat nilai 100,"
kata Besti dengan mata berkaca-kaca di rumah duka.
Besti melanjutkan ceritanya. Ia mengenal muridnya
itu sebagai anak yang gemar bercanda. Berkat kehadiran Alawy, suasana kelas
pelajaran fisika yang dianggap "momok" itu menjadi lebih cair.
Dina, kawannya mengenal Alawy sebagai remaja yang
suka ngeband di sekolahnya. Selain itu, Alawy juga anak yang ceria. "Ya,
kehilangan banget," katanya.
Kepala SMA 6, Kadarwati, yang hadir di antara
pelayat juga mengakui sangat kehilangan anak yang berprestasi tersebut.
Tawuran antara siswa pelajar SMA 6 dan SMA 70 pecah
di Bunderan Bulungan, Jakarta Selatan pada pukul 12.20 pada Senin, 24 September
2012. Korban tewas satu orang, yaitu Alawy, siswa kelas X SMA 6, yang tinggal
di Larangan, Ciledug Indah. Dia mendapat luka tusuk di bagian dada. Alawy
sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring, Jakarta Selatan,
tapi meninggal tak lama sesampainya di sana.
Polisi menemukan sebuah celurit di lokasi yang
diduga sebagai alat untuk menewaskan korban. Aparat kepolisian masih mengulik data
dari sekolah untuk mengungkapkan kasus ini.
Sumber : www.tempo.com
Tawuran
kerap kali terjadi akhir-akhir ini. Tawuranpun terjadi tidak hanya dikalangan
pelajar dan mahasiswa saja, bahkan terkadang masyarakat umum pun sering terjadi
bentrok. Terkadang tawuran terjadi bukan karena hanya ada masalah-masalah yang
besar saja, namun terkadang karena kekurangannya tempat untuk mengekspresikan
diri. Adapun masalah yang terjadi terkadang hanya karena masalah pacar maupun
saingan. Sikap anarkis yang terdapat dalam diri pelajar tersebut teradang dapat
timbul dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar. Ada beberapa cara
untuk mencegah terjadinya tawuran seperti :
1. Diadakan
siraman rohani agar para siswa sadar akan TUHAN-nya
2. Diadakan
seminar dan penyuluhan bahaya tawuran
3. Diadakan
pemeriksaan terhadap murid-murid agar tidak membawa barang berbahaya
4. Memberi
motivasi terhadap pelajar yang melakukan kegiatan positif
5.
Orang
tua harus diikut sertakan dalam membimbing anak-anaknya agar dapat terkontrol dan terorganisir
6. Dilarang
menontong film yang mengandung kekerasan
No comments:
Post a Comment